Ticker

6/recent/ticker-posts

Bangga atau Malu Jadi Bangsa Indonesia ?

 “ …. Atas nama bangsa Indonesia, Soekarno Hatta. “ 

Mari kita mengulas kembali  ke 75 tahun yang lalu.  Ketika detik – detik proklamasi berlangsung. Euforia haru  memecah di setiap tempat. Tangis bahagia  dan senyum bangga menyerbak dimana – mana, ada yang berpelukan haru  sampai loncat kegirangan.  Tidak sedikit juga yang menghelakan nafas lega, merasa beban telah terangkat walau tidak sepenuhnya. Semangat para pers pun membara dalam menyebarkan berita gembira ke setiap sudut nusantara. 

Walaupun saya tidak benar – benar berada  di sana, tetapi dengan membaca sejarahnya saja saya sudah ikut merasa haru. Saya berfikir di zaman sekarang ini, saya juga dapat merasakan sedikit euforia itu ketika mengikuti perlombaan tujuh belasan.  Saya bahkan pernah menemukan bahwa  lomba yang diadakaan ketika perayaan kemerdekaan juga membawa nilai sejarah tersendiri. Contoh saja balap karung yang menggambarkan keadaan  penduduk Indonesia pada masa penjajahan yang hanya mengenakan karung goni sebagai pakaian sehari – hari. Ataupun lomba makan kerupuk yang mengandung nilai yang tak kalah sedihnya. Saat itu rakyat Indonesia hanya dapat memakan nasi dan kerupuk karena kesulitan pangan.  Untungnya Indonesia dapat merdeka berkat perjuangan dan persatuan bangsa. 

Lantas apakah sekarang kita tidak perlu  berjuang apapun lagi demi bangsa Indonesia ? hanya perlu berleha – leha dirumah mementingkan keperluan sendiri? Tentu saja tidak, karena nyatanya bangsa kita masih dijajah. Bukan lagi oleh penjajah, tetapi oleh diri sendiri. Lah kok bisa begitu? Bangsa kita saat ini  sedang mengalami krisis nasionalisme. Pelakunya adalah diri kita sendiri. kita bisa melihat di sekitar kita, tidak sedikit rakyat Indonesia terutama anak muda yang malu menjadi anak Indonesia atau mungkin  kalian juga termasuk? Mereka lebih menyukai tren negara lain dan sangat mengimpikan untuk pindah negara serta melupakan tempat mereka dilahirkan. Ada juga dari mereka yang bahkan mencela dan membanding – bandingkan negara kita tercinta ini dengan negara lain yang mereka sukai. 

Tidak salah memang membandingkan negara kita dengan maksud yang baik. Hal itu dapat membuat  kita termotivasi untuk ikut memajukan dan memperbaiki negeri. Yang salah adalah mereka yang hanya bisa mencela dan mengktitik tanpa ikut membantu memberikan solusi. Menyukai suatu kebudayaan negara lain juga tidak salah, tetapi jangan malah membuat kita melupakan kebudayaan apalagi sejarah bangsa sendiri. Kita boleh saja sibuk menelisik negara yang kita suka sampai ke akar – akarnya, tetapi ingatlah untuk tetap mempelajari sejarah bangsa sendiri. Kita juga boleh saja mengidolakan oppa ataupun waifu, tetapi jangan lupakan pahlawan bangsa yang telah berjuang mati – matian demi kemerdekaan bangsa. Karena tanpa adanya perjuangan mereka,  mungkin saja kita masih harus mengalami penderitaan yang sama dengan rakyat Indonesia dulu. 

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengimplementasikan rasa cinta kita pada tanah air di hari kemerdekaan ini. Kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana seperti mengikuti perayaan tujuh belasan di lingkungan kita. Namun, wabah corona yang melanda sekarang membuat kita dihimbau untuk menghindari kerumunan. Sehingga mengikuti perayaan tersebut memang tidak memungkinkan. Tetapi ada cara lain yang dapat kita lakukan seperti meramaikan hari kemerdekaan lewat media sosial yang kita punya, mengikuti event ataupun lomba online kemerdekaan, sampai menonton film – film pahlawan. Tetapi yang paling penting adalah menanamkan rasa bangga menjadi rakyat Indonesia. Tentu saja untuk mencintai tanah air, kita harus bangga dulu menjadi bangsa Indonesia. Benar bukan? 

Dari semua yang saya sampaikan tadi. Satu pesan saya, kita boleh menyukai atau bahkan mencintai negara lain. Namun jangan sampai rasa cinta itu melebihi rasa cinta kita pada negara sendiri. Mari tanamkan rasa cinta tanah air dalam diri masing – masing. 

INDONESIA ! 

KITA CINTA 

KITA BANGGA 

KITA INDONESIA 

Oleh : Laili Rahmawati

(Volunteer SADAP Indonesia)






Posting Komentar

0 Komentar