Ticker

6/recent/ticker-posts

Merawat Kebhinnekaan di Era Pandemi Melalui Kegiatan Peace Train

 


Pandemi Covid-19 tidak membuat semangat para peserta Peace Train 11 rute Jakarta-Temanggung meredup. Upaya merawat kebhinnekan di era pandemi tak boleh redup. Selain berkunjung ke tempat-tempat ibadah berbagai agama, salah satu tempat lain yang dikunjungi adalah Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Acara dimulai dengan arahan dari Joko Prasetyono, Satgas Covid-19 Temanggung. Ia menegaskan bahwa kegiatan Peace Train 11 telah diizinkan Satgas Covid-19 sebab tetap mematuhi protokol kesehatan. Ia juga menjelaskan bahwa bencana terbagi menjadi dua yakni bencana alam dan bencaba di luar alam. Dahulu, bencana non-alam jarang populer, namun kini umat manusia menghadapi pandemi Covid-19.

Di Temanggung, orang yang terkonfirmasi virus Corona berjumlah 3.119 kasus. Saat ini, hanya tersisa 94 orang. Joko menegaskan bahwa para peserta Peace Train 11 mesti memastikan telah taat dengan protokol kesehatan.

"Jika badan merasa tidak sehat, maka harus segera istirahat." Pesannya kepada para peserta yang berjumlah 15 orang.

Peace Train Indonesia kali ini membawa dua misi. Pertama, ajang bagi generasi muda dalam peran sertanya merawat kebinekaan dan perdamaian di era pandemi. Kedua, kampanye hidup sehat di era New Normal dengan selalu mematuhi protokal kesehatan yang diatur oleh pemerintah.

Nurdin Wahid, S.Pdi, Direktur Radio Santika FM di PCNU Temanggung menyatakan bahwa ia dan timnya siap mendampingi kegiatan Peace Train yang telah menginspirasi anak-anak muda. Menurutnya, Kabupaten Temanggung  adalah kota yang tepat untuk dikunjungi sebab masyarakatnya memiliki latar belakang yang sangat beragam tapi tidak pernah ada konflik.

"Napas perjuangan Peace Train dan Radio Santika FM sama dan harus saling mendukung. Apa yang selama ini diperjuangkan oleh teman-teman di media cetak dan elektronik didukung oleh perjuangan edukasi yang dilakukan oleh Peace Train." Terangnya.

Menurutnya, hidup di dunia harus belajar dengan kenyataan bahwa Tuhan menciptakan manusia sedemikian rupa dengan keberagaman. Bisa saja Tuhan menciptakan manusia dengan kesamaan tapi manusia diciptakan beragam, tergantung bagaimana menyikapi semua perbedaan yang ada.

Ia melanjutkan, "semakin kita dewasa dan berwawasan luas, perbedaan adalah sunnatullah. Allah Swt. menciptakan perbedaan untuk manusia, apakah perbedaan menjadi rahmat dan kasih sayang, ataukah menjadi sesuatu yang sangat merugikan."

Kunjungan ditutup dengan wawancara para peserta oleh kru Radio Santika FM. Wawancara dilakukan dengan mekanisme physical distancing dan protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah.[]


Posting Komentar

0 Komentar