Ticker

6/recent/ticker-posts

Kontribusi Anak Muda Dalam Memajukan Bangsa - Webinar Nasional SAKA



Pontianak - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA) menyelenggarakan webinar dengan tema Menjadi Generasi Muda Pemersatu Bangsa. Kegiatan dilaksanakan via zoom meeting, Selasa, (25/2/2021) siang. Turut hadir sebagai narasumber M. Ali Fahmi (Founder Rumah Millenial), Cristin Claudia (Gerakan Perempuan Pontianak), Lidya Alvani Taslim (Ketua Komunitas Bahasa Isyarat Pontianak) serta Maryadi Sirat (Founder Perkumpuan Pemuda Kubu Raya). Ada pula Subandri Simbolon (Akademisi StakatN Pontianak) dan Rizal Muthahar (Kepala Kesbangpol Pontianak) sebagai penanggap. Semestinya, hadir pula Ayu Kartika Dewi (Staf Khusus Presiden RI) namun karena kesibukan, ia mengonfirmasi tidak dapat hadir dalam webinar tersebut.

Sri Wartati, Ketua SAKA dalam kata sambutannya menyatakan bahwa peranan pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara amatlah penting. Itulah yang membuat Yayasan SAKA menginisiasi kegiatan tersebut. Ia berharap, melalui kegiatan webinar nasional tersebut dapat membuka perspektif pemuda dan bermanfaat serta menjadi sebuah langkah bagi anak muda untuk dapat melangkah maju di Pontianak.

Pemaparan diawali oleh Mariyadi, Pendiri Perkumpulan Pemuda Kubu Raya. Ia mengawali pemaparannya dengan sejarah kepemudaan di Indonesia yang menjadi tonggak progresifitas pemuda. Menurutnya menjadi generasi muda yang bertindak sebagai penerus bangsa sangat penting. Pemuda harus berfikir kedepan dan menjadikan sejarah sebagai refleksi kehidupan saja.

Ia juga menambahkan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemuda. Baik yang bersumber dari dirinya sendiri atau peran yang sifatnya disuguhkan kepada pemuda tersebut. Pemuda kerap disuguhkan pada peran klasik baik yang sifatnya relefan ataupun tidak. Hal ini dapat membawa pemuda menjadi berperan dan ataupun tidak dalam proses kemajuan bagi bangsa.

Pemuda dan Peranannya Dalam Kesetaraan Gender

Cristin Claudia, Gerakan Perempuan Pontianak menyatakan bahwa peran dapat dilakukan dalam banyak aspek. Seperti yang ia dan rekan-rekannya lakukan yaitu dalam konsennya pada isu kesetaraan gender.

Ia menyatakan bahwa komunitasnya, Gerakan Perempuan Pontianak fokus untuk menjadikan Pontianak ramah terhadap semua gender. Komunitas ini tidak hanya dianggotai perempuan namun juga laki-laki.

Menurutnya pembagian peran berdasarkan gender masih kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Stereotype ini membuat sulit untuk mengekspresikan gender. Ini menjadi permasalahan kompleks yang harus diselesaikan dari berbagai aspek.

Ia juga menyinggung tentang kekerasan gender, menurutnya perihal kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja tidak hanya perempuan namun juga laki-laki dan juga dan juga non biner. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Gerakan Perempuan Pontianak, menunjukkan tingginya kasus kekerasan seksual juga terjadi di Pontianak dan terjadi dalam ranah yang dekat dengan korban seperti rumah, kampus dan lain sebagainya namun sangat sedikit yang berani untuk mengungkapkan atau menceritakan hal mereka alami.

Kekerasan seksual dapat menjadi traumatis yang dapat berdampak besar bagi korban, terlebih dalam mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Masih banyak orang yang menganggap tabu akan hal berbau seksualitas, oleh karena itu Gerakan Perempuan Pontianak berupaya untuk mencari jalan keluar melalui berbagai pendekatan dan juga kampanye.

Lidya – Komunitas Tuli Pontianak Juga Bisa Berdaya

Lidya merupakan pemudi tuli dari Pontianak yang penuh dengan prestasi dalam dan luar negeri. Dalam pemaparannya, ia dibantu dengan dengan penerjemah dan menjelaskan kekurangan sebagai kelebihan.

Ia sempat malu dan tidak percaya diri, namun ia kemudian percaya bahwa ia bisa. Melalui berbagai kegiatan yang ia ikuti baik melalui zoom dan webinar, ia banyak belajar. Ia berpesan kepada generasi muda dan teman-teman tuli untuk tidak malu dan harus mampu.

Sebagai teman tuli, Lidya membuktikan bahwa ia mampu melalui prestasi dan kemauannya untuk belajar.

Sebagai penanggap, Rizal, Kepala Kesbangpol Pontianak mengapresiasi SAKA sebagai penyelenggara kegiatan webinar nasional tersebut.  Ia menaggapi pula dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya sebagai negara yang besar dan terdiri dari berbagai keragaman seperti Indonesia, menerima perbedaan haruslah dilakukan. Menjadi Indonesia, adalah sebuah kebanggan yang harus diamini.

Hal serupa diungkapkan Subandri Simbolon, ia menggarisbawahi tentang sebuah kekurangan dan atau permasalahan tentu terdapat solusi. Melalui permasalahan, sejatinya menjadi pengingat untuk dapat bertindak lebih baik lagi.

Subandri juga menyinggung tentang revolusi 4.0, menurutnya seiring denga terus berkembangnya zaman dan kebutuhan membuat peranan pemuda sangatlah besar. Apa yang dilakukan oleh pemuda juga merupakan bentuk nyata untuk menjadikan Indonesia lebih baik kedepannya.

Penulis : Rio Pratama

 

Posting Komentar

0 Komentar