Ticker

6/recent/ticker-posts

Rio Pratama : Tepelima Adalah Gawai Bersama Dalam Merawat Toleransi di Kalbar

Rio, Project Officer Tepelima Kalbar ke-3

Pontianak - Konflik suku dan etnis serta menjalar ke ranah agama yang terjadi di Kalimantan Barat menjadi bahaya laten yang perlun diwaspadai. Potensi untuk mencuat dan kembali terjadi dengan volume dan dampak yang lebih besar sangatlah mungkin terjadi. Oleh karena itu, kekhawatiran mendasar ini kemudian menjadi landasan anak muda di untuk menyelenggarakan Temu Pemuda Lintas Iman (Tepelima) Kalbar.

Tepelima Kalbar merupakan kegiatan yang mempertemukan anak muda lintas suku dan agama untuk membahas isu-isu perdamaian dan keberagaman. Kegiatan ini dimulai pertama kali pada tahun 2018 dan terus berlanjut setiap tahunnya hingga saat ini. Kini, Tepelima telah memasuki angkatan ke-3 dan melahirkan pemuda-pemudi yang toleran antar sesama.

Tepelima 3 mengambil tema Kolaborasi Merawat Toleransi, diselenggarakan di Pontianak pada 30 April melalui virtual zoom dan 1-2 Mei 2021 secara langsung di Sekretariat FKUB Kota Pontianak. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA), Gusdurian Pontianak, dan PMKRI Cabang Sungai Raya ini diikuti oleh 20 peserta lintas suku dan agama.

Guna membuka perspektif keberagama para peserta, turut dihadirkan pegiat keberagaman sebagai pemateri. Mereka ialah Aan Anshori, Koordinator Jaringan Anti Diskriminasi (JIAD) yang membawakan pembahasan tentang Bongkar Stigma dan Prasangka serta Siti Aminah Tardi, Komisioner Komnas Perempuan yang memaparkan tentang Penerimaan dan Ekspresi. Tidak hanya itu, peserta juga dipandu oleh peer fasilitator yang sebelumnya telah melalui tahap Training of Trainer (TOT).

Dikemas dengan santai dan menyenangkan, Tepelima 3 turut disertai dengan games, refleksi, sharing peer, menulis surat cinta dan masih banyak lagi.

Rio Pratama, Project Officer Tepelima 3 menyatakan kontribusi anak muda untuk merawat keberagaman sangat penting, terlebih didaerah rawan konflik seperti Kalimantan Barat.

“Konflik yang terus berulang sejatinya menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dapat kapanpun kembali terjadi dikemudian hari. Oleh karena itu, Tepelima secara konsisten terus dilaksanakan guna membuka persperktif kita bersama tentang toleransi, perdamaian, cinta kasih antar sesama dan keberagaman yang ada. Oleh karenanya, peran pemuda sangatlah diperlukan,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, Tepelima adalah ruang inkslusif sehingga diharapkan dapat menjadi ruang aman dan nyaman bagi semuanya.

“Sebagai gawai bersama, Tepelima adalah ruang yang inklusif bagi kita semua. Mari merayakannya dalam forum ini dengan aman dan nyaman dan mari berkolaborasi bersama dalam merawat keberagaman yang ada secara bersama-sama,” tambahnya.

Abdul Syukur sebagai ketua FKUB Pontianak menyatakan upaya untuk merawat persatuan dan kebhinekaan merupakan ciri umat beragama. “Selaku ketua FKUB sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan Tepelima Kalbar 3 ini. Semoga dapat merawat persatuan dan kesatuan dan kita segera terbebas dari Covid-19.”

Hal serupa diungkapkna Rizal Mutahar, S. Sos, Kepala Kesbangpol Pontianak mewakili pemerintah kota  mengapresiasi kegiatan ini, sebagai upaya anak-anak muda berkolaborasi merawat toleransi. Ia berharap, kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan bersinergi dengan yang lain agar Kalbar yang damai dan aman dapat benar-benar terealisasikan.

 

Posting Komentar

0 Komentar