Ticker

6/recent/ticker-posts

Rustandi : Ahmadiyah Membalas Keburukan dengan Kebaikan



Pontianak -  Komunitas Satu Dalam Perbedaan (Sadap) Indonesia secara rutin melaksanakan live pada program sharing dari rumah. Live tersebut dilaksanakan melalui platform instagram dan dilaksanakan setiap hari sabtu. Program sharing dari rumah merupakan program rutin yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan perspektif kepada para pendengarnya tentang berbagai isu yang diangkat. Mulai dari isu keberagaman iman, suku hingga seksualitas serta isu-isu kepemudaan lainnya turut dibahas dalam program tersebut. Antusias masyarakat utamanya generasi muda akan program ini cukup tinggi yang dibuktikan dengan selalu ramainya penonton yang memberikan interaksi atau pertanyaan setiap live berlangsung.

Tentang Sadap Indonesia

Sadap Indonesia merupakan sebuah komunitas yang ada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Komunitas ini bergerak pada isu keberagaman dan pendidikan khususnya dalam konteks iman dan suku serta gender dan edukasi tentang seksualitas. Komunitas ini berdiri pada 1 September 2017 dan masih terus aktif berkegiatan hingga kini.

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh Sadap Indonesia dalam rangka menciptakan ruang inklusif di Kalimantan Barat melalui program kerja komunitas yang dijalankan. Aktif melakukan kampanye tentang perdamaian dan keberagaman, menyelenggarakan forum diskusi, bersama dengan generasi muda berkunjung ke rumah-rumah ibadah baik yang diakui pemerintah ataupun tidak, dan masih banyak lagi. Satu yang terbesar dan menjadi unggulan program Sadap ialah melalui adanya Temu Pemuda Lintas Iman atau Tepelima Kalbar yang pada tahun 2021 ini sudah sampai pada angkatan yang ketiga.

Mengenal Ahmadiyah dari Mubaligh di Pontianak

Dalam sharing dari rumah, Sadap menghadirkan Rustandi. Ia adalah Mubaligh Islam Ahmadiyah yang kini ditugaskan di Pontianak Kalimantan Barat. Dalam live kali ini, ia memaparkan tema Mengenal Ahmadiyah dan Upaya Merajut Damai di Kalbar. Sabtu, (29/5/2021).

Rustandi baru empat tahun ditugaskan sebagai mubaligh di Pontianak. Sebelumnya ia mulai bertugas dari tahun 2007 dan ditempatkan di Kota Samarinda. Selanjutnya ia juga pernah bertugas di Balikpapan dan Sukabumi dan kini ia dimutasikan di Pontianak.

Rustandi diawal pemaparan mengapresiasi adanya sharing seperti ini. Ia menyatakan masih banyak informasi yang simpang siur yang kemudian merugikan Ahmadiyah serta menjadi akar diskriminasi yang terjadi karena berita yang tidak benar tentang Ahmadiyah itu sendiri.

Menurutnya, Ahmadiyah adalah muslim, kedudukannya berskala global tidak hanya di Indonesia dengan pengikut lebih dari 10 juta dan berada dilebih dari 220 negara. Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad yang diyakini oleh Ahmadiyah sebagai Imam Mahdi. Menurut Rustandi, Imam Mahdi diyakini oleh umat Islam dan ditunggu kedatangannya. Jadi, menurutnya, Ahmadiyah adalah muslim yang sudah mengimani Al-Masih dan Al-Mahdi sudah turun. Menurutnya pula, baik rukun islam dan rukun iman Ahmadiyah juga sama dengan yang diyakini oleh umat Islam kebanyakan.

Dikalangan masyarakat awam, banyak spekulasi dan anggapan yang menyatakan bahwa Ahmadiyah tidak mengimani Nabi Muhammad. Hal ini disikapi santai dengan tertawa renyah oleh Rustandi. Ia menyatakan hal ini kerap ia dengar namun ia tidak membenarkannya. Menurutnya, sebagai muslim Ahmadiyah tentu mengimani Muhammad sehingga ungkapan tersebut sangatlah tidak benar.

Begitu pula dengan banyaknya ungkapan yang menyatakan bahwa dalam bersyahadat, Ahmadiyah berbeda dari Islam pada umumnya. Menanggapi hal serupa, Rustandi juga kembali tidak membenarkannya.

Lebih jauh, banyak yang menganggap Ahmadiyah sebagai agama sempalan sehingga bersifat radikal dan tidak cinta tanah air. Rustandi kembali menepis pernyataan tersebut melalui pernyataan bahwa sejak masa kemerdekaan, Jemaat Ahmadiyah juga saat itu sudah ada yang ikut berkontribusi dan menjadi bagian dari persiapan kemerdekaan. Kecintaan anak tanah air juga terus ada dan dilanjutkan oleh para Ahmadi yang ada hingga saat ini.

Tabah Akan Kekerasan dan Diskriminasi

Kekerasan dan diskriminasi tidak henti-hentinya menimpa Ahmadiyah, berbagai peristiwa yang ada di Lombok dan Cikeusik serta berbagai daerah lainnya turut menjadi bukti. Tidak sedikit rumah ibadah Ahmadiyah yang dirusak dan dihancurkan, peristiwa pengusiran bahkan pembunuhan terhadap para Ahmadi adalah potret nyata yang terjadi pada Ahmadiyah yang dilakukan oleh golongan tertentu.

Kerap menjadi sasaran keradikalan kelompok, menurut Rustandi menjadi sebuah perjuangan dari sebuah perjalanan. Ketika mendapatkan kekerasan, Ahmadiyah senantiasa bersabar dan mendoakan mereka. Baginya, membalas keburukan dengan kebaikan adalah hal yang senantiasa Ahmadiyah lakukan. Ahmadiyah tidak pernah memusuhi mereka. Orang-orang Ahmadiyah selalu tegar.

Dalam kehidupan sosial, Ahmadiyah kini tetap berupaya menciptakan situasi dan hubungan yang baik dalam bermasyarakat. Berbagai kegiatan seperti clean up day, aksi donor darah bahkan donor mata kerap Ahmadiyah lakukan.

Mengedukasi dan mengenal Ahmadiyah haruslah dilakukan, kekerasan dan diskriminasi tidak boleh terus terjadi. Kesetaraan dan hidup damai sejatinya harus dirasakan oleh semua golongan, Ahmadiyah termasuk didalamnya.

 Penulis : Rio Pratama

Posting Komentar

0 Komentar