Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Menyambut Lebaran Melalui Dentuman Meriam Karbit di Pontianak

Meriam Karbit - sumber : Kemenpan.go.id

Pontianak - Tidak hanya dengan saling mengunjungi dan saling bermaaf-maafan, banyak ragam tradisi yang dapat dilakukan dalam rangka menyambut datangnya hari lebaran. Seperti halnya yang ada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang selalu menyemarakkan hadirnya lebaran dengan suara dentuman meriam karbit.

Tradisi membunyikan meriam karbit tidak bisa dipisahkan dari berdirinya Kota Pontianak. Tahun 1771 yang lalu, saat pendiri Pontianak Syarif Abdurahman mencoba mengusir perompak, ia membunyikan meriam karbit sehingga para perompak tersebut lari tunggang langgang dari wilayah yang dikuasainya. Oleh sebab itu, kemudian meriam karbit menjadi ciri khas dan tradisi yang selalu ada saat ramadan dan menyambut lebaran.

Berada dipenghujung ramadan, masyarakat Tembelan Sampit, Kota Pontianak bergotong royong menaikkan dan membersihkan meriam karbit raksasa dari Sungai Kapuas. Dikutip dari Gencil.news, meriam karbit tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan diameter 50-70 cm dan panjang mencapai 5-7 meter.

Sesuai dengan namanya, untuk membunyikan meriam ini diperlukan bahan bakar karbit. Selain itu, diberikan lubang penyulut api dalam badan meriam agar dapat menghasilkan bunyi dentuman yang menggelagar.

Saat tengah mencoba memainkan meriam karbit, Maulidi Murni yang merupakan salah satu masyarakat Tembelan Sampit menjelaskan cara memainkan meriam tersebut.

“Pengisian karbit pada meriam dengan takaran yang bervariasi mulai dari 2 hingga 4 ons, tergantung dari besar diameter sebuah meriam karbit,” ungkapnya, Sabtu, (8/5/2021).

Ia juga menambahkan, untuk menghasilkan bunyi yang menggelegar, lubang penyulut harus dibuka dan disulut dengan api obor.

“Ketika meriam sudah dipastikan siap dibunyikan, lubang untuk menyulut dibuka dan disulut dengan api obor hingga terdengar bunyi dentuman,” paparnya

Melestarikan Warisan Budaya Tak Benda

Ketertarikan masyarakat dalam melestarikan meriam karbit di Pontianak sangatlah besar, hal ini dibuktikan dengan adanya 40 kelompok meriam karbit yang masih eksis hingga kini.

Sebagai Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turut mengajak masyarakat untuk melestarikan meriam karbit.

“Permainan meriam karbit ini perlu kita lestarikan agar budaya yang kita miliki tidak punah ditelan zaman,” tuturnya.

Edi juga menambahkan, dikarenakan pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Pontianak tidak melaksanakan festival meriam karbit seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian, masyarakat yang ingin memainkannya tetap diperbolehkan.

Penulis : Rio Pratama

Sumber : Gencil.News I Pontianakkota.go.id

Posting Komentar

0 Komentar