Rilis Kronologis dan Klarifikasi
Pontianak - Seorang
pegiat Aksi Kamisan, Jimmy Abraham, pada Selasa (29/6/2021) sekira pukul 19.30
WIB menemukan postingan e-flyer di tiga grup media sosial facebook, berisi
fitnah tentang dirinya.
Foto dan narasi yang disebarluaskan
beberapa akun ke grup tersebut berbunyi senada, yakni bahwa Jimmy Abraham
adalah biang kerok aksi bayaran, penerima dana dari aksi bayaran. E-flyer
tersebut disebarkan sejak 25 Juni hingga 30 Juni 2021. Hingga rilis ini dibuat,
postingan-postingan tersebut masih terus dibagikan beberapa akun melalui
facebook dan Instagram.
Menyikapi postingan-postingan itu, Jimmy
Abraham menegaskan bahwa narasi yang disebarluaskan adalah tidak benar. Dia
menyayangkan tindakan tidak terpuji berupa penyebaran identitasnya dengan
narasi bohong tersebut. “Postingan itu berisi hoaks, bukan berlandaskan fakta,”
katanya, Kamis (1/7/2021).
Lebih lanjut Jimmy menjelaskan bahwa
foto-foto yang ditampilkan pada e-flyer merupakan Aksi Kamisan. Semua peserta
Aksi Kamisan tidak pernah menerima bayaran atau cucuran dana dari pihak
manapun. Sehingga narasi tuduhan di dalam e-flyer tersebut adalah fitnah
terhadap Aksi Kamisan dan Jimmy Abraham secara pribadi.
Aksi Kamisan merupakan gerakan bersama
di tingkat nasional hingga daerah. Aksi Kamisan di Pontianak sama halnya dengan
Aksi Kamisan di beberapa kota di Indonesia, berupaya tetap konsisten
menyuarakan isu pelanggaran HAM dan isu nasional serta lokal.
Aksi Kamisan adalah aksi damai yang
dilakukan setiap Kamis di depan Istana Negara, Jakarta, yang
dilakukan oleh korban-korban pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Aksi ini pertama kali dimulai pada 18 Januari 2007.
Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan
pelanggaran HAM berat di Indonesia, seperti Tragedi
Semanggi, Trisakti, dan Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa
Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989, dan lain-lain.
Aksi Kamisan sudah menjadi subkultur
tersendiri, mengingat gerakan ini sudah tersebar di berbagai daerah dan kota di
Indonesia, termasuk Kota Pontianak. Sebagaimana subkultur pada
umumnya, tentu gerakan ini memiliki stamina dan napas panjang, ketika negara
tetap saja bungkam terhadap pelanggaran HAM.
Aksi Kamisan tetap berlangsung, meski
era kepemipinan di Indonesia telah berganti berkali-kali. Jimmy menuturkan,
Aksi Kamisan di Pontianak tetap konsisten membawa isu pelanggaran HAM masa lalu
maupun sekarang, isu nasional dan isu lokal yang terjadi di Kalbar,
yang berkaitan dengan perusakan lingkungan, korupsi, serta kebebasan
berdemokrasi, dan lainnya.
Jimmy menyayangkan tindakan tidak
bertanggung jawab yang melancarkan fitnah terhadap Aksi Kamisan. Upaya tersebut
bisa diduga beriktikad buruk, yakni bertujuan melemahkan demokrasi. Mengingat
Aksi Kamisan merupakan bentuk konsistensi menyuarakan persoalan-persoalan
ketidakdilan di masyarakat.
Postingan e-flyer berisi fitnah terhadap
Aksi Kamisan, menggambarkan upaya memecah belah masyarakat, agar tidak
menyadari dan memahami substansi persoalan ketidakadilan di sekitar kita. Di
sisi lain, Jimmy meyakini bahwa masyarakat sudah cerdas mengenali hoaks,
sehingga tidak mudah diperdaya untuk menerima begitu saja upaya-upaya pelemahan
terhadap demokrasi di Indonesia.
Penulis: Rio Pratama
0 Komentar