Ticker

6/recent/ticker-posts

Mengenal Isu Kesehatan Mental dan Tantangannya di Indonesia

Isu kesehatan mental masih sangat tabu untuk dibicarakan di Indonesia. Stigma terhadap pengidap gangguan kesehatan mental di Indonesia masih sangat kuat. Padahal, berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, setidaknya ada 450.000 keluarga di Indonesia yang menderita skizofrenia (gangguan mental jangka panjang). Sayangnya, isu kesehatan mental di Indonesia masih menjadi stigma yang dapat berdampak buruk pada penderita. Misalnya seperti diskriminasi dan dikucilkan dari masyarakat. Stigma ini dapat menghambat kesembuhan dan pemulihan penderita kesehatan mental. Tak hanya stigma saja, ternyata ada beberapa tantangan mengenai isu kesehatan mental di Indonesia. 


sumber: freepik.com


Lima tantangan kesehatan mental di Indonesia

1. Stigma terhadap pengidap gangguan kesehatan mental

Stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada pengidap kesehatan mental di Indonesia didapatkan melalui pengaruh lingkungan yang buruk. *Labelling*, pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan kesehatan mental membuat orang yang menderita gangguan mental memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. Akibatnya, berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2018, 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.


2. Rendahnya pemahaman mengenai kesehatan mental

Di Indonesia, informasi mengenai kesehatan mental masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap gangguan kesehatan mental menjadi negatif. Akibatnya, terjadi salah penanganan terhadap penderita kesehatan mental.  


3. Kesehatan mental di Indonesia masih jadi hal tabu

Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental di Indonesia tidak dapat lepas dari nilai-nilai tradisi budaya atau kepercayaan masyarakat. Sebagian masyarakat masih mempercayai penyebab kesehatan mental berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul sehingga pengidap gangguan kesehatan mental menganggap gangguan yang terjadi dalam dirinya adalah aib. Pemahaman ini membuat orang yang membutuhkan bantuan tenaga ahli enggan untuk ditangani. Tak jarang, pengidap gangguan kesehatan mental merasa malu untuk berada di masyarakat. 


4. Diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental

Kesadaran masyarakat yang rendah tidak jarang mengakibatkan munculnya diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental. Bentuk diskriminasi tersebut dapat berupa perlakuan kasar, penghinaan, maupun perundungan. Tak jarang pula masyarakat menjauhi pengidap gangguan kesehatan mental serta keluarganya.


5. Akses terhadap kesehatan mental belum merata

Akses terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sulit. Anggaran pemerintah untuk kesehatan mental, kapasitas rumah sakit jiwa, serta bangsal psikiatri di rumah sakit umum masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia, ada delapan provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki seorang pun psikiater. Kementerian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90% orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap perawatan yang memadai.


Sumber : Social Connect 

Posting Komentar

0 Komentar