Ticker

6/recent/ticker-posts

Kuatkan Nilai Toleransi, Pemuda Lintas Iman Kalbar Kunjungi Pura Giri Kertha Bhuwana



Kalimas I Komunitas Sadap Indonesia dan Sejuk Kalbar kembali menyelenggarakan Jalan-Jalan Keberagaman. Kali ini, giliran umat Hindu di Kalimas, Kubu Raya yang dikunjungi oleh anak-anak muda lintas iman dengan basis di Kalimantan Barat ini.

I Wayan Sujana, Ketua Umat Hindu Kalimas bersama dengan masyarakat Hindu Kalimas menyambut kunjungan ini. Wayan Sujana biasa ia disapa juga menceritakan keberadaan masyarakat Hindu yang ada di Kalimas saat ini.

Ia menyatakan, setelah beberapa waktu mengikuti program trans, masyarakat Hindu masuknya secara bertahap setelah melihat situasi jadi hanya beberapa kepala keluarga terlebih dahulu. Apalagi dulu yang menaungi mereka ke Kalimas adalah yayasan Kristen, asumsinya jika sudah yayasan Kristen kita harus ikut agama tersebut sehingga mereka masuk kesana, tidak semetra-merta semuanya dan melihat situasi serta memastikan kebenaran dari asumsi tersebut.

Seiring waktu berjalan, memang ada yang berpindah agama, namun tidak dipaksakan. Sehingga ada gelombang kedua masuk lagi, pendekatan memang ada namun kembali lagi dari masyarakat Hindunya mau atau tidak mengikuti keyakinan tersebut, jika tidak mau mereka tidak memaksa. Lalu masuklah gelombang kedua sampai tiga. Dari gelombang satu sampai tiga Umat Hindu aman-aman saja.

“Tahun masuknya umat Hindu kesini antara tahun 1977-1978. Masuknya bertahap sekitar 5 kepala keluarga per kloternya,” ungkapnya.

Telah puluhan tahun berada di Kalimas membuat banyak perkembangan yang terjadi. Walaupun keberagaman jelas tergambar disana, namun dapat salin toleran satu sama lain.

“Perkembangannya sangat bagus, apalagi ditunjang adanya tempat peribadatan. Jadi sangat bagus sekali. Tapi memang karena kami disini bermacam-macam agama bagaimana agar kita semua dapat saling toleran dengan agama yang lain,” bebernya.


Keberagaman dan toleransi yang ada disana turut diimplementasikan dalam berbagai cara. Wayan Sujana menuturkan, pola kehidupan disana saling hormat menghormati, apalagi disaat ada hari raya seperti lebaran, natal, tahun baru Imlek dan lain sebagainya.

“Disini saling kunjung mengunjungi pada perayaan-perayaan tersebut. Sangat bagus sekali disini, tidak membeda-bedakan agama dan lain sebagainya, yang penting kita disini saling toleransi,” tambahnya.

Keberadaan umat Hindu di Kalbar tidak hanya berada di Kalimas saja, persebarannya ada dibeberapa kabupaten dan kota. Oleh karenanya, komunikasi dan pertemuan rutin yang dilakukan biasanya dilakukan bersamaan dengan perayaan Melasti.

“Kalau untuk komunikasi umat Hindu yang ada di Kalimas dengan yang ada di Kalbar yang lain, kami biasanya didalam Hindu itu ada namanya perayaan Melasti. Mungkin yang dari Kayong tidak bisa ikut kesini, tapi kami yang lain ikut juga ke Pontianak semua yang nantinya kita bersama-sama melakukan Melasti tersebut,” terangnya.

Masyarakat Hindu di Kalimas tidak banyak secara kuantitas. Menurut Wayan Sujana selalu ada masa-masa naik turun masyarakat yang ada disana, karena pasti ada masa beradaptasi.

Pura Giri Ketha Bhuwana

Perkembangan keberadaan masyarakat Hindu di Kalimas semakin baik seiring dengan adanya tempat peribadatan berupa Pura. Menurut Wayan Sujana, pura ini awalnya hanya tempat Penyawangan dan karena lama kelamaan umat Hindu semakin bertambah, walaupun tidak sepesat agama lain namun otomatis juga harus punya tempat ibadah bernama Pura. Kemudian, masyarakat bersama orang-orang tua dulu berkumpul agar bisa membangun Pura.

Selanjutnya, mereka berkomunikasi ke Pontianak lewat Parisade Hindu Dharma. Parisade saat itu Ida Bagus Putu Bandem yang sekarang sudah berganti nama dan gelarnya sehingga beliau mencarikan donatur. Setelah mendapatkan donatur, saat itu beliau menginstruksikan agar masyarakat jangan menyumbang uang tetapi harus berupa barang yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Karena jika berupa uang harus dilakukan pembelian mandiri yang kembali menyulitkan pula mengingat jarak dan akses ke Kalimas yang cukup sulit dijangkau saat itu.

Untuk peletakan batu pertama, Ida Bagus Putu Bandem yang meletakkan. Setelah itu masyarakat Hindu Kalimas melai mengerjakan hingga saat ini masih berada dibawah naungan beliau. Karena dikerjakan secara bertahap, pada bagian Candi peletakkan batu pertamamanya pada 15 Juni 1990 dan pada bagian pagarnya dikerjakan pada tahun 1997.

Kunjungan Pemuda Lintas Iman

Menanggapi kunjungan pemuda lintas iman, Wayan Sujana menyatakan rasa syukurnya.

“Saya sangat bersyukur sekali sehingga bisa tahu dan faham karena kita berbeda-beda sehingga anak-anak kami bisa saling berkomunikasi. Dulunya tidak pernah dikunjungi dan sekarang dikunjungi seperti ini sangat bersyukur. Ada tambahan pengalaman bagi anak-anak kami” tuturnya.

Terakir, ia berharap agar masyarakat Hindu dan masyarakat sekitar agar agar dapat saling rukun dengan umat-umat yang lain. Kedua, agar selain rukun juga saling berdampingan mengembangkan dan menjalankan agama kita masing-masing.

Penulis: Rio Pratama

Posting Komentar

0 Komentar