Pontianak
I Pemerintah
Indonesia tengah gencar mengkampanyekan moderasi beragama bagi masyarakat. Hal
ini didorong oleh besarnya keberagaman yang ada sehingga saling moderat satu
sama lain menjadi hal yang sangat penting.
Upaya baik ini turut dilakukan oleh Lembaga
Kajian Pendidikan dan Moderasi Beragama (LKPMB) Indonesia. Organisasi yang
sudah terbentuk selama tiga tahun dengan pembahasan pendidikan, moderasi
beragama, budaya dan lainnya atas dasar keprihatinan dari masalah-masalah yang
ada dalam masyarakat.
Dalam program sharing dari rumah Sadap
Indonesia, Tindra Matutino K dari LKPMB membagikan perspektifnya tentang
moderasi beragama dalam masyarakat.
Diawal pemaparannya, ia mengatakan bahwa
ketika berbicara tentang moderasi
sebenarnya bukan berarti kita sedang keluar dari khasanah kehidupan bangsa
Indonesia. Hal ini karena kehidupan berbangsa dan bernegara sudah ada sejak
lalu terdapat perbedaan dengan segala macam bentuknya.
Dalam konteks agama, kita perlu untuk
belajar secara mendasar dan dalam karena beragama merupakan ranah privat. Namun
saat berbicara tentang hidup berbangsa maka merupakan ruang publik didalamnya.
Menurutnya pula, moderasi beragama
berupaya menarik untuk menelaah visi dua hal
baik yang agamanya ekstrem maupun mereka yang jauh dari agama. Indonesia
memang lahir dari berbagai bentuk kepercayaan. Orang Indonesia sudah sejak lama
hidup berbeda namun tetap asik hidup dalam konteks keindonesiaan.
“Berbicara tentang hidup asik di
Indonesia maka kembali pada perbedaan. Nikmati dan hargai perbedaan serta
bedakan yang masuk dalam ranah privat serta mana yang masuk dalam ranah publik.
Jika ada yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada, maka harus berani untuk
berbicara,” jelasnya.
Penyeragaman
dari Perbedaan, Tidak Asik!!
Diera ini, banyak dari golongan adanya
penyeragaman dalam konteks berbangsa. Menanggapi hal tersebut, Nino biasa ia
disapa menyatakan bahwa penyeragaman
dari sesuatu yang berbeda tentu tidak asik.
Berbicara tentang perbedaan maka dapat
dianalogikan sebagai nada yang terdiri dari berbagai bunyi. Tentu akan kurang
menarik jika nada tersebut hanya satu bunyi saja. Tetapi jika dihuni dari
berbagai perbedaan nada maka akan lebih indah.
Lebih jauh, anak muda perlu terlibat
dalam aspek penting ini. Menurutnya, berbicara pada aspek anak muda maka anak
muda harus hidup pada zamannya saat ini. Tidak perlu untuk hidup diera yang
lain. Perlu adanya kedekatan anak muda saat ini. Lakukan branding dengan baik
dari media yang dimiliki. Selanjutnya, mulai tebarkan nilai-nilai positif dari
media sosial yang dimiliki. Mulailah bersosialisasi dengan media sosial, tidak
hanya secara offline saja sehingga dampak yang diberikan dalam rangka terlibat
dalam keragaman semakin besar dampaknya.
“Memasuki era zaman yang sangat cepat
membuat kita harus menyiapkan mental dengan baik. Berbicara tentang bagaimana
menjalankan misi keindonesiaan saat ini, mari bangun mental yang baik dan luar
biasa diera milenial dan kemajuan zaman dengan bijaksana. Berbicara soal
moderasi maka berbicara tentang martabat, hidup bersama secara bersaudara dalam
bingkai Indonesia,” bebernya.
Moderasi banyak dianggap sebagai praktik
beragama yang modern. Namun menurut Nino, konteks yang lebih tepat adalah moderat,
ada nilai-nilai yang tidak dapat lepas dari pancasila. Ada benang merah
didalamnya. Pertama nilai dalam moderasi beragama adalah tidak mengurung diri,
tidak mengurung diri dalam konteks ini artinya dapat mengupayakan untuk
mengenal yang lain. Kedua, tentang
ekslusifitas yang mana harus terbuka satu dan yang lain. Dapat melebur dan
beradaptasi serta harus bisa mencoba menghargai yang lain Dengan demikian
moderasi beragama akan mendorong masing-masing umat beragama untuk tidak
bersifat ekstrem dan berlebihan dalam menyikapi keragaman sehingga dapat adil
dan berimbang dalam hidup bersama.
“Umat beragama tidak dapat kompromi
dalam akidah, namun akan lebih penting dan menarik jika pembahasan bersama
perihal hidup sosial. Darisana dapat dipelajari bersama bahwa ada dimensi yang
lebih indah, yaitu hidup dalam keberagaman dalam kemanusiaan,” tambahnya.
Urgensi
Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah hal yang
penting dalam hidup berbangsa. Menurut Nino, ada dua hal penting jika berbicara
tentang moderasi terseut. Pertama, dalam kacamata pendidikan yangmana literasi
sangat rendah. Kedua tentang akses pendidikan yang belum merata.
Perlunya membangun pendidikan
berkarakter Indonesia saat ini. Hubungannya pada moderasi beragama ialah jika
dalam aspek pendidikan tidak sampai pada fase yang selesai, maka orang akan
gampang dipengaruhi, gampang berfikir sempit dan diarahkan kesesuatu yang
sangat instan. Hal ini dapat dilihat dari munculnya kasus-kasus intoleran.
Kasus-kasus intoleran harus dilawan. Ini saatnya anak muda untuk berani
berbicara.
Terakhir, Nino menuturkan ketika kita
mencintai Indonesia maka sama seperti kita menjaga rumah kita, menjaga dengan
sebaik-baiknya tanpa sekat. Salah satunya, jika berbicara perbedaan maka yang
penting ialah bagaimana upaya menyatukan perbedaan itu dalam kacamata hidup
berbangsa.
“Jangan takut berbicara yang benar,
karena jika kita takut berbicara yang benar maka yang tidak benar dapat
menguasai kita. Diam bukan menjadi sesuatu yang bijaksana saat kita melihat
sesuatu ketidakbaikan. Maka beranilah berbicara karena itulah identitas anak
muda Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Rio Pratama
0 Komentar