Ticker

6/recent/ticker-posts

Menutup Pintu-Pintu Perseteruan dengan Perdamaian

  Oleh: Abiyu A, Milenial Pontianak

Perbedaan bukanlah suatu hal yang harus dijadikan alasan untuk terus membuat persoalan yang baru. Banyak orang yang berpikiran bahwa damai itu ialah seragam, satu, tak boleh ada perbedaan. Tentu saja hal ini memicu konflik dan menimbulkan hal yang tidak diperlukan seperti penindasan, kekerasan, pembullyan dan lain sebagainya. Padahal, perbedaan itu tidak selalu negatif dan sama itu tidak selalu positif.


Seperti pada organisasi-organisasi militer yang dibentuk pada masa perang dingin seperti NATO, Pakta Warsawa, dll. Mereka bertujuan untuk menjaga diri mereka agar tidak terpengaruh oleh pemahaman yang berbeda, bukan dengan jalan perdamaian, tetapi dengan saling menodongkan senjata.

 

Pada masa modern seperti sekarang, konflik merupakan sesuatu yang kuno untuk memecahkan masalah, meskipun tidak dipungkiri bahwa masih banyak terjadi konflik dengan kekerasan yang terjadi di sekitar kita. Namun, kita sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, ras, agama dan budayanya, serta sebagai generasi yang akan melanjutkan masa depan haruslah mewujudkan perdamaian agar tidak terjadi lagi kekerasan. Dan hal ini dapat kita mulai dari sekitar kita seperti:

 

Di Indonesia, sangat mudah menemui orang-orang yang memiliki adat istiadat, Bahasa dan budaya yang berbeda, meskipun masih tinggal di daerah yang sama. Menurut para ahli, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (plural society) dan masyarakat multikultural (multikultural society). Pluralisme masyarakat adalah salah satu ciri utama dari masyarakat multikultural yaitu suatu konsep yang menunjuk kepada suatu masyarakat yang mengedepankan pluralisme budaya.

 

Budaya adalah istilah yang menunjuk kepada semua aspek simbolik dan yang dapat dipelajari tentang masyarakat manusia, termasuk kepercayaan, seni, moralitas, hukum dan adat istiadat. Dalam masyarakat multikultural konsepnya ialah bahwa di atas pluralisme masyarakat itu hendaknya dibangun suatu rasa kebangsaan bersama tetapi dengan tetap menghargai, mengedepankan, dan membanggakan pluralisme masyarakat itu.

 

Indonesia sendiri bahkan sejak permulaan sejarahnya telah bercorak majemuk. Oleh karena itu ungkapan “Bhineka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu) yang disepakati sebagai simbol pemersatu negara Nusantara ketika berada di bawah kekuasaan Majapahit, merupakan sebuah simbol pengakuan akan kemajemukan Indonesia dan menjadi sangat tepat untuk menggambarkan realitas ke-Indonesiaan. Ungkapan itu sendiri mengisyaratkan suatu kemauan


yang kuat, baik di kalangan para pendiri negara, pemimpin maupun di kalangan rakyat, untuk mencapai suatu bangsa dan negara Indonesia yang bersatu.

Sekalipun terdapat unsur-unsur yang berbeda, namun kemauan untuk mempersatukan bangsa sesungguhnya mengatasi keanekaragaman itu tanpa menghapuskannya atau mengingkarinya. Keinginan bersama untuk tetap menghargai perbedaan dan memahaminya sebagai realitas kehidupan, sesungguhnya dapat menjadi potensi kesadaran etik pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia. Pada dasarnya pula, hal tersebut dapat membentuk kebudayaan Indonesia masa depan yang bertumpu pada kesadaran akan kemajemukan yang membangun bangsa Indonesia. (Zubair, t.t).

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjalin keberagaman tersebut agar tetap ada untuk menjaga keberagaman di Indonesia agar semakin menjadikan Indonesia sebagai negara maju di masa depan seperti

Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling menghargai. Saling menghargai akan memberikan manfaat baik. Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan. Tidak ada manfaat dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling menghargai satu sama lain maka akan sangat bermanfaat.

Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya. Jangan jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru, sebaiknya bisa digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencintai keberagaman.

Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang memang membutuhkan satu sama lainnya. Termasuk dalam hal menjalin keberagaman di Indonesia. Dengan membantu satu sama lainnya akan memberikan efek yang sangat besar. Terlebih, sesama masyarakat Indonesia memang seharusnya melakukan hal ini.

Seperti saat terdapat musibah maka bisa membantu satu sama lainnya. Bersikaplah baik untuk tetap membantu lainnya. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan untuk tidak membantu.

Tetapi, tetap berikan bantuan yang memang bisa bermanfaat untuk digunakan. Hal ini akan membuat pola kehidupan yang lebih baik.

Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Di Negara yang lainnya,


tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.

Sebenarnya, hal tersebut berat jika dilakukan sendiri. Sebaliknya, jika dilakukan bersama-sama tentu tidak. Justru, akan sangat menyenangkan untuk dilakukan. Mulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman.

Baik dalam kondisi susah maupun senang, maka bisa untuk tetap menjalin kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana sedang susah maka tidak diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan penanganan yang memang tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang bisa dilakukan untuk tetap menjalin kebersamaan.

Tidak hanya pada kondisi senang saja, tetapi saat kondisi susah juga. Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang memang siap membantu sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia. Jangan sampai, keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu sama lainnya.

Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaman budaya yang kita miliki. Pada satu sisi, adanya keberagaman juga berpotensi merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Potensi negatif tersebut seperti berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok etnik dan pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan utama yang mengintegrasikan masyarakat.

Menghadapi kondisi yang demikian, kita sebagai anggota masyarakat harus selalu menjaga keberagaman ini berada pada tataran kecenderungan positif. Cara yang dapat kita tempuh seperti memahami benar hakikat keberagaman tersebut secara baik dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif kepada masyarakat lain yang nota bene berbeda suku, agama, golongan, atau kebudayaannya.

Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kita sebagai warga negara Indonesia haruslah menanamkan pikiran di dalam diri kita bahwa kita semua tidaklah sama, tetapi ketidaksamaan inilah yang membuat kita akan terus berjuang untuk bersatu hingga akhir bersama-sama.

Posting Komentar

0 Komentar