Sekadau I Kemandirian dapat dicapai melalui proses yang panjang. Terlebih jika konteksnya adalah dalam hal ekonomi. Dari usia muda, kemandirian harus diasah dan diolah dengan banyak hal baik yang satu diantaranya dapat diperoleh dari bangku sekolah.
Hal
ini pula yang dilakukan oleh guru Widodo Duwi Prayetno, guru kewirausahan di
SMKN 1 Sekadau yang terus berkomitmen mencetak generasi muda dengan jiwa
kewirausahaan dalam ceritanya bersama Sadap Indonesia pada program sharing dari
rumah.
Sebagai guru, Didho biasa ia disapa
mengaku sempat merasa kebingungan dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah dan
mengarahkannya menjadi seorang wirausaha. Terlebih, siswa-siswi yang dibimbingnya
ialah anak-anak dengan latarbelakang yang sangat beragam tidak hanya dari
lingkup keluarga namun juga jurusan di sekolah.
Walaupun sulit, Didho kerap mencoba dan
mengajak dan menerapkan program kewirausahaan di kepada siswanya. Hal ini
dilakukan dengan berbagai pendekatan tidak hanya dalam proses pembelajaran
namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Itulah mengapa kemudian kedekatan
dirinya dengan siswa-siswi yang dibimbingnya sangatlah terjalin baik.
“Dari awal sudah punya pemikiran dan
mengajarkan kepada anak-anak untuk jika bisa agar tidak menjadi pekerja, tapi
jadilah wirausaha. Ini karena sekecil apapun usaha dan omset kita adalah
bosnya,” ujarnya.
Komitmen dalam menciptakan siswa-siswi
dengan mental wirausaha sudah ada sejak lama pada dirinya. Namun, hal itu terus
tumbuh dan berkembang setelah ia mengikuti program fasilitasi pendidikan dan
kewirausahaan yang konsisten ia ikuti sejak pandemi dahulu.
Melalui pelatihan daring serta
dilanjutkan dengan pertemuan langsung membuatnya banyak mendapatkan ilmu-ilmu
baru yang kemudian ia terapkan kepada siswa-siswinya. Karena konsistensinya
tersebut pula, ia diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam
sebuah forum yang diselenggarakan di Pontianak.
Didho menjelaskan, tantangan-tantangan
yang harus dilalui bukanlah hal yang mudah. Misalnya saja dari puluhan anak
yang dibimbing belum tentu akan semua memiliki ketertarikan dalam berwirausaha.
Namun, yang minat dan terjaringlah yang kemudian harus benar-benar diasah dan
dibimbing sebaik-baiknya.
“Dari puluhan yang dibimbing bisa jadi
hanya lima atau enam saja yang tertarik. Dari yang ada itu yang kemudian terus
diasah, dikembangkan dan sampai kemudian nantinya mereka bisa menjadi mentor
untuk teman-temannya dan adik-adiknya,” tuturnya.
Relasi
dan Dukungan
Dalam mendorong siswa-siswinya
berwirausaha, Didho rutin menjalin relasi dengan berbagai latarbelakang baik
badan usaha hingga UMKM. Tujuannya adalah agar karya dan atau hasil kerja dari
siswa-siswi yang dibimbing dapat terlibat ketika suatu waktu terdapat event
atau pameran yang diselenggarakan.
Menurutnya pula, usaha baik yang telah
dilakukan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Satu diantaranya ialah
dukungan manajemen sekolah, kerjasama dan kolaborasi kegiatan bersama dengan
salah satu universitas swasta yang mendatangkan rektor universitas tersebut dan
hingga bupati Sekadau ke sekolahnya.
Lebih jauh, Didho menuturkan tentang
pentingnya branding melalui berbagai media yang harus dilakukan agar
kerja-kerja baik apapun bentuknya dapat diketahui banyak orang dan mendapat
dukungan dari lebih banyak pihak kemudian.
Menutup diskusi, ia menuturkan
rencana-rencana kedepan serta harapannya terkait proses pendidikan
kewirausahaan kepada siswa-siswinya, seperti halnya agar lebih konsisten dan
lebih banyak inovasi yang dilakukan supaya tercipta wirausahawan muda dari
hasil bimbingan yang ia lakukan.
Penulis: Rio Pratama
0 Komentar