Ticker

6/recent/ticker-posts

Pendidikan Kewirausahaan Guna Menciptakan Kemandirian Siswa dari Bangku Sekolah


Sekadau I Kemandirian dapat dicapai melalui proses yang panjang. Terlebih jika konteksnya adalah dalam hal ekonomi. Dari usia muda, kemandirian harus diasah dan diolah dengan banyak hal baik yang satu diantaranya dapat diperoleh dari bangku sekolah. 

Hal ini pula yang dilakukan oleh guru Widodo Duwi Prayetno, guru kewirausahan di SMKN 1 Sekadau yang terus berkomitmen mencetak generasi muda dengan jiwa kewirausahaan dalam ceritanya bersama Sadap Indonesia pada program sharing dari rumah.

Sebagai guru, Didho biasa ia disapa mengaku sempat merasa kebingungan dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah dan mengarahkannya menjadi seorang wirausaha. Terlebih, siswa-siswi yang dibimbingnya ialah anak-anak dengan latarbelakang yang sangat beragam tidak hanya dari lingkup keluarga namun juga jurusan di sekolah.

Walaupun sulit, Didho kerap mencoba dan mengajak dan menerapkan program kewirausahaan di kepada siswanya. Hal ini dilakukan dengan berbagai pendekatan tidak hanya dalam proses pembelajaran namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Itulah mengapa kemudian kedekatan dirinya dengan siswa-siswi yang dibimbingnya sangatlah terjalin baik.

“Dari awal sudah punya pemikiran dan mengajarkan kepada anak-anak untuk jika bisa agar tidak menjadi pekerja, tapi jadilah wirausaha. Ini karena sekecil apapun usaha dan omset kita adalah bosnya,” ujarnya.

Komitmen dalam menciptakan siswa-siswi dengan mental wirausaha sudah ada sejak lama pada dirinya. Namun, hal itu terus tumbuh dan berkembang setelah ia mengikuti program fasilitasi pendidikan dan kewirausahaan yang konsisten ia ikuti sejak pandemi dahulu.

Melalui pelatihan daring serta dilanjutkan dengan pertemuan langsung membuatnya banyak mendapatkan ilmu-ilmu baru yang kemudian ia terapkan kepada siswa-siswinya. Karena konsistensinya tersebut pula, ia diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam sebuah forum yang diselenggarakan di Pontianak.

Didho menjelaskan, tantangan-tantangan yang harus dilalui bukanlah hal yang mudah. Misalnya saja dari puluhan anak yang dibimbing belum tentu akan semua memiliki ketertarikan dalam berwirausaha. Namun, yang minat dan terjaringlah yang kemudian harus benar-benar diasah dan dibimbing sebaik-baiknya.

“Dari puluhan yang dibimbing bisa jadi hanya lima atau enam saja yang tertarik. Dari yang ada itu yang kemudian terus diasah, dikembangkan dan sampai kemudian nantinya mereka bisa menjadi mentor untuk teman-temannya dan adik-adiknya,” tuturnya.

Relasi dan Dukungan

Dalam mendorong siswa-siswinya berwirausaha, Didho rutin menjalin relasi dengan berbagai latarbelakang baik badan usaha hingga UMKM. Tujuannya adalah agar karya dan atau hasil kerja dari siswa-siswi yang dibimbing dapat terlibat ketika suatu waktu terdapat event atau pameran yang diselenggarakan.

Menurutnya pula, usaha baik yang telah dilakukan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Satu diantaranya ialah dukungan manajemen sekolah, kerjasama dan kolaborasi kegiatan bersama dengan salah satu universitas swasta yang mendatangkan rektor universitas tersebut dan hingga bupati Sekadau ke sekolahnya.

Lebih jauh, Didho menuturkan tentang pentingnya branding melalui berbagai media yang harus dilakukan agar kerja-kerja baik apapun bentuknya dapat diketahui banyak orang dan mendapat dukungan dari lebih banyak pihak kemudian.

Menutup diskusi, ia menuturkan rencana-rencana kedepan serta harapannya terkait proses pendidikan kewirausahaan kepada siswa-siswinya, seperti halnya agar lebih konsisten dan lebih banyak inovasi yang dilakukan supaya tercipta wirausahawan muda dari hasil bimbingan yang ia lakukan.

Penulis: Rio Pratama

Posting Komentar

0 Komentar